saya bukan ustadz, pujangga, sastrawan, atau penulis. saya orang biasa. terima kasih sudah mampir..........Sesungguhnya aku sedang menasehati diriku dan kamu, bukanlah berarti akulah yang terbaik dalam kalangan kamu. bukan juga yang paling sholeh dalam kalangan kamu. karena aku juga pernah melampaui batas untuk diri sendiri. Seandainya seseorang itu hanya dapat menyampaikan nasehat apabila dia sempurna, Niscaya tidak akan ada pemberi nasehat, maka akan jadi sedikitlah orang yang memberi peringatan. Mohon maaf lahir batin

Senin, 29 Maret 2010

Emil Satria Puta


Nama Saya Emil Satria Putra, S.E.

Jalan Tobat

Inginnya Aku Bertaubat

Aku melihat dosa-dosa itu mematikan hati. Gemar melakukannya dapat mewariskan kehinaan. Meninggalkan dosa dapat menghidupkan hati. Dan teramat baik bagi dirimu menentang dosa

Aku beristiqfar dari kalimat istiqfar, lafal yang selalu kulanggar maknanya. Bagaimana aku mengharap doa terijabahi, jika aku sendiri menutup jalannya di sisi Allah SWT.

Alangkah indahnya jika cinta Anda kepada Allah SWT bersanding dengan ketaatan Anda pada perintah-Nya. Jika keduanya bertemu maka pada saat itulah iman Anda sempurna tanpa celah. Ya Rabb, meski dosaku menumpuk, tapi kusadar maaf-Mu begitu luas. Jika yang boleh berharap kepada-Mu hanya orag-orang baik, lalu kepada siapa para pendosa mengharap dan berdoa? Tiada jalan bagiku, kecuali berharap meminta maaf dan aku berserah diri.

Aku mengingat mati, tapi tiada takut. Hatiku keras bagaikan batu. Kukejar dunia ingin hidup selamanya. Tetapi mati selalu mengikutiku. Cukuplah mati sebagai nasihat. Sungguh, yang memberikan mati Maha Kuasa.Angan-angan telah melenakan. Yang tertipu tidak akan selamat

Ketahuilah, musuh yang paling berbahaya adalah nafsumu yang berada diantara lambungmu. Demikianlah ungkapan salafus salih ketika bicara tentang nafsu yang selalu dibawa manusia di antara kedua lambungnya. Memang aneh musuh yang satu ini (nafsu), ia selalu menyertai manusia, baik ketika terjaga maupun tidur. Ia tidak pernah lepas dari manusia.

Pandangan setan terhadap manusia yag tidak taat sama sekali kepada Allah SWT, dimana manusia seperti ini dipandang oleh setan dengan pandangan yang sayu, sedih, dan diratapi nasib yang bakal diterimanya nanti di akhirat, seraya ngelamun dalam hatinya:
Aku ini hanya tidak mau sujud kepada Adam atas perintah Allah, sudah dilaknat dan diusir dan ditetapkan masuk neraka. Maka bagaimanakah kamu hai manusia yang durhaka, suruhan Allah tidak kamu kerjakan, dan larangan-Nya terus –menerus kamu langgar. Aku sebagai setan tempo-tempo ingat akan dosaku dan terkadang ingin tobat, tetapi kamu hai manusia yang durhaka, tidak pernah kamu ingat kepada Allah SWT dan tidak merasa berdosa. Ah, kalau begitu kamu lebih jahat dari padaku. Kamu tak perlu digoda lagi, cukup aku serahkan saja kepada hawa nafsumu yang selalu mengajak kepada kejahatan.:

Abu Umamah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “ketika seorang mukmin berwudhu, segala kesalahannya akan keluar dari pendengarannya, penglihatannya, kedua tangannya, dan dari kedua kakinya. Bilamana dia duduk maka dia duduk dalam keadaan sudah diampuni. HR Thabarani: VII/131.

Rintihan Tobat Berbuah Ampunan
Diceritakan, seorang hamba yang sering melakukan perbuatan kotor suatu hari merintih doa, “Ya Allah, berikanlah ampunan Mu….. Ya Allah, berikanlah ampunan Mu… “tak lama kemudian orang tersebut mati dan dosa-dosanya telah diampuni.

Dikaryakan oleh: Emil Satria Putra,

Artikel ini diambil dari tulisan Muhammad Nabil Dhaif dalam buku “Jalan Tobat” dan dari tulisan M. Ali Alhamidy.