saya bukan ustadz, pujangga, sastrawan, atau penulis. saya orang biasa. terima kasih sudah mampir..........Sesungguhnya aku sedang menasehati diriku dan kamu, bukanlah berarti akulah yang terbaik dalam kalangan kamu. bukan juga yang paling sholeh dalam kalangan kamu. karena aku juga pernah melampaui batas untuk diri sendiri. Seandainya seseorang itu hanya dapat menyampaikan nasehat apabila dia sempurna, Niscaya tidak akan ada pemberi nasehat, maka akan jadi sedikitlah orang yang memberi peringatan. Mohon maaf lahir batin

Selasa, 29 Januari 2013

Yang Terbaik Bagimu (jangan Lupakan Ayah)


Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja. Indahnya saat itu buatku melambung. Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu. Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu. Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu. Patuhi perintahmu jauhkan godaan. Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa. Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak
Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya. Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya. Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu. Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu. Andaikan detik itu kan bergulir kembali. Ku rindukan suasana basuh jiwaku. Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu. Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati

Lirik di atas adalah lirik dari lagu Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah) Ada Band featuring Gita Gutawa. Secara histori lagu ini sangat saya sukai karena terinspirasi juga dari ayah ku. Ketika di Aliyah aku mengikuti ekstrakul Marching Band, Organisasi Bina Musika namanya. Ketika itu saya sangat gemar bermain musik, padahal ketika kecil tidak ada bakat bermusik dalam diri saya. Bahkan pada umumnya orang gemar bermain musik minimal untuk orang yang seusia saya minimal bisa bermain gitar, tetapi saya tidak memiliki keterampilan sama sekali.

Sewaktu saya mengikuti organisasi ini, saya memilih instrument Trumpet dan saya memiliki kemampuan yang lumayan untuk di anjungi jempol pada masa saya, hehehehe memuji diri sendiri. Dan ketika itu saya sudah mulai untuk mencari lagu sendiri atau membuat not-not lagu dari lagu yang sudah ada dengan menggunakan trumpet.

Singkat cerita, kalau menggunakan trumpet untuk membuat lagu atau mengarransement lagu pasti sangat berisik, apalagi kalau malam hari, bukan saja mengganggu orang yang di rumah tetapi mengganggu tetangga yang ada di sebelah rumah. Kemudian saya coba untuk mempelajari gitar dan lumayan saya juga bisa menggunakannya bahkan tidak hanya merambas gitar tapi mencari melodi-melodinya juga bisa. Itulah bakat tanpa disadari dan tanpa butuh waktu lama saya sudah menguasainya.

Dan ketika saya masih duduk di kelas 1 Aliyah saya sudah mulai membuat lagu, belum termasuk kategori mahir dan masih dalam proses belajar. Seiring dengan berjalannya waktu, saya sering membuat lagu pergi ke sekolah atau ke sekret organisasi, karena di sana tersedia organ dan menggunakan organ lebih mudah untuk membuat lagu. Tetapi orang tua saya selalu marah khususnya ibu, karena saya selalu keluar rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan terus terusan berada di sekolahuntuk membuat lagu.

Ayah ku adalah seorang yang bijak, dia adalah pensiunnan dari pegawai swasta NCR yaitu teknisi mesin ATM dan selama pensiun dia mengisi waktu dengan menjadi sopir taksi. Sepulang dari kerja menjadi supir taksi, ayah ku pulang ke rumah membawa keyboard yang sederhana dan sudah sangat cukup dan menghibur hatiku, ketika aku pulang dari sekolah tepatnya tahun 2003. aku dihadiahkan keyboard pemberian dari ayah ku. Sungguh orang tua ku tidak melarang dengan hobi dan kegiatan ku, bahkan mensuport. Dan disitu aku temukan seorang ayah yang sangat bijaksana.

Aku terus berlatih mengasah hobi ku dalam membuat lagu dan mengarransement lagu untuk Marching Band Bina Musika. Tepatnya pada tahun 2009 kami mengikuti kejuaraan walikota cup di kota padang sidempuan, dan pada kejuaraan tersebut aku mengapresiasikan sebuah lagu dan aku mengaraansement lagu yang terbaik bagi mu terinspirasi dari kebijaksanaan ayahku. Dan Alhamdulillah kontribusi yang ku berikan untuk organisasi Bina Musika yaitu mendapatkan gelar juara umum I dan aku tetap menyatakan bahwa ayah ku juga turut berpartisipasi untuk organisasi ini. Karena dia lah yang telah mensupport ku, tidak dengan kata-kata tapi dengan sikap dan memberikan hadiah yang aku butuhkan untuk hobi ku.

Ayah ku selalu berpesan, jangan tidanggalkan shalat karena ujian hidup ini sangat berat, tanpa iman kita tidak bisa menjalankannya bahkan kita semakin rapuh.

Banyak event dan kejuaraan yang telah kami ikuti dan hasilnya juga selalu mendapatkan juara Umum, di mulai dari tahun 2003 sampai dengan saat sekarang ini ketika aku membuat tulisan ini.


Kini kondisi keyboard ku sudah mulai rusak, tetapi aku tetap mempergunakannya. Aku akan tetap mengenang semua peristiwa dengan keyboard ini, bahkan sudah banyak harmoni nada-nada indah yang sudah ku tuliskan pada setiap lagu yang aku arransement. Terima kasih ayah. Haji Syafii bin Abdulllah Uting