Teringat
masa kecilku kau peluk dan kau manja. Indahnya saat itu buatku
melambung. Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu. Kau
tuturkan
segala mimpi-mimpi serta harapanmu. Kau inginku menjadi yang terbaik
bagimu. Patuhi perintahmu jauhkan godaan. Yang mungkin ku lakukan
dalam waktu ku beranjak dewasa. Jangan sampai membuatku terbelenggu
jatuh dan terinjak
Tuhan
tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya. Ku terus berjanji tak
kan khianati pintanya. Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku
mencintaimu. Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu. Andaikan detik itu
kan bergulir kembali. Ku rindukan suasana basuh jiwaku. Membahagiakan
aku yang haus akan kasih dan sayangmu. Tuk wujudkan segala sesuatu
yang pernah terlewati
Lirik
di atas adalah lirik dari lagu Yang
Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah) Ada Band featuring Gita Gutawa.
Secara histori lagu ini sangat saya sukai karena terinspirasi juga
dari ayah ku. Ketika di Aliyah aku mengikuti ekstrakul Marching Band,
Organisasi Bina Musika namanya. Ketika itu saya sangat gemar bermain
musik, padahal ketika kecil tidak ada bakat bermusik dalam diri saya.
Bahkan pada umumnya orang gemar bermain musik minimal untuk orang
yang seusia saya minimal bisa bermain gitar, tetapi saya tidak
memiliki keterampilan sama sekali.
Sewaktu
saya mengikuti organisasi ini, saya memilih instrument Trumpet dan
saya memiliki kemampuan yang lumayan untuk di anjungi jempol pada
masa saya, hehehehe memuji diri sendiri. Dan ketika itu saya sudah
mulai untuk mencari lagu sendiri atau membuat not-not lagu dari lagu
yang sudah ada dengan menggunakan trumpet.
Singkat
cerita, kalau menggunakan trumpet untuk membuat lagu atau
mengarransement lagu pasti sangat berisik, apalagi kalau malam hari,
bukan saja mengganggu orang yang di rumah tetapi mengganggu tetangga
yang ada di sebelah rumah. Kemudian saya coba untuk mempelajari gitar
dan lumayan saya juga bisa menggunakannya bahkan tidak hanya merambas
gitar tapi mencari melodi-melodinya juga bisa. Itulah bakat tanpa
disadari dan tanpa butuh waktu lama saya sudah menguasainya.
Dan
ketika saya masih duduk di kelas 1 Aliyah saya sudah mulai membuat
lagu, belum termasuk kategori mahir dan masih dalam proses belajar.
Seiring dengan berjalannya waktu, saya sering membuat lagu pergi ke
sekolah atau ke sekret organisasi, karena di sana tersedia organ dan
menggunakan organ lebih mudah untuk membuat lagu. Tetapi orang tua
saya selalu marah khususnya ibu, karena saya selalu keluar rumah dan
lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan terus terusan
berada di sekolahuntuk membuat lagu.
Ayah
ku adalah seorang yang bijak, dia adalah pensiunnan dari pegawai
swasta NCR yaitu teknisi mesin ATM dan selama pensiun dia mengisi
waktu dengan menjadi sopir taksi. Sepulang dari kerja menjadi supir
taksi, ayah ku pulang ke rumah membawa keyboard yang sederhana dan
sudah sangat cukup dan menghibur hatiku, ketika aku pulang dari
sekolah tepatnya tahun 2003. aku dihadiahkan keyboard pemberian dari
ayah ku. Sungguh orang tua ku tidak melarang dengan hobi dan kegiatan
ku, bahkan mensuport. Dan disitu aku temukan seorang ayah yang sangat
bijaksana.
Aku
terus berlatih mengasah hobi ku dalam membuat lagu dan
mengarransement lagu untuk Marching Band Bina Musika. Tepatnya pada
tahun 2009 kami mengikuti kejuaraan walikota cup di kota padang
sidempuan, dan pada kejuaraan tersebut aku mengapresiasikan sebuah
lagu dan aku mengaraansement lagu yang terbaik bagi mu terinspirasi
dari kebijaksanaan ayahku. Dan Alhamdulillah kontribusi yang ku
berikan untuk organisasi Bina Musika yaitu mendapatkan gelar juara
umum I dan aku tetap menyatakan bahwa ayah ku juga turut
berpartisipasi untuk organisasi ini. Karena dia lah yang telah
mensupport ku, tidak dengan kata-kata tapi dengan sikap dan
memberikan hadiah yang aku butuhkan untuk hobi ku.
Ayah
ku selalu berpesan, jangan tidanggalkan shalat karena ujian hidup ini
sangat berat, tanpa iman kita tidak bisa menjalankannya bahkan kita
semakin rapuh.
Banyak
event dan kejuaraan yang telah kami ikuti dan hasilnya juga selalu
mendapatkan juara Umum, di mulai dari tahun 2003 sampai dengan saat
sekarang ini ketika aku membuat tulisan ini.
Kini
kondisi keyboard ku sudah mulai rusak, tetapi aku tetap
mempergunakannya. Aku akan tetap mengenang semua peristiwa dengan
keyboard ini, bahkan sudah banyak harmoni nada-nada indah yang sudah
ku tuliskan pada setiap lagu yang aku arransement. Terima kasih ayah.
Haji Syafii bin Abdulllah Uting