Tugas kita bukan mengkhawatirkan rezeki, melainkan menyiapkan jawaban, darimana dan untuk apa atas setiap karunianya. Hakikat rezeki bukanlah apa yang tertulis atas angka, tapi apa yang dinikmatinya.
Rezeki tidak selalu terletak pada pekerjaan kita, Allah taruh sekehendaknya. Bukankah Hajar berlari 7x bolak balik dari sofa ke marwah, tapi zam-zam justru terbit di kaki ismail, bayinya.
Ikhtiar itu perbuatan, rezeki itu kejutan, untuk disyukuri hamba bertaqwa, datang dari arah yang tak terduga.
Tugas kita hanya menempuh jalan halal, jangan menempuhnya dengan jalan yang haram. Halalnya akan dihisab dan haramnya akan di azab.